Menjelang tahun ajaran baru, permintaan akan jasa perbaikan sol sepatu di Denpasar mengalami peningkatan yang signifikan. Para pengrajin sepatu dan tukang sol di berbagai sudut kota melaporkan lonjakan jumlah pelanggan yang datang untuk memperbaiki sepatu anak-anak mereka sebelum kembali ke sekolah.
Peningkatan ini didorong oleh keinginan masyarakat untuk menghemat pengeluaran. Dengan memperbaiki sepatu lama daripada membeli yang baru, orang tua merasa dapat menekan biaya di tengah tingginya harga kebutuhan sekolah lainnya. Selain itu, meningkatnya kesadaran akan pentingnya daur ulang dan memperpanjang umur barang yang dimiliki turut mendorong tren ini.
Pengrajin sepatu, seperti Made Widiantara, mengungkapkan bahwa dalam sebulan terakhir, jumlah pelanggannya meningkat hingga dua kali lipat. “Biasanya saya memperbaiki sekitar 10 pasang sepatu per minggu, tapi sekarang bisa sampai 20 pasang. Kebanyakan dari mereka adalah sepatu sekolah yang solnya sudah mulai rusak,” ujarnya.
Proses perbaikan sol sepatu tidak hanya melibatkan penambalan atau penggantian bagian yang rusak, tetapi juga pembersihan dan perawatan sepatu secara menyeluruh. Hal ini dilakukan untuk memastikan sepatu tidak hanya nyaman dipakai, tetapi juga tampak seperti baru. “Kami juga memberikan tips kepada para orang tua tentang cara merawat sepatu anak mereka agar lebih tahan lama,” tambah Made.
Selain jasa perbaikan sol sepatu, beberapa pengrajin juga menawarkan layanan tambahan seperti penyesuaian ukuran sepatu dan penggantian tali sepatu. Ini menjadi solusi praktis bagi orang tua yang ingin memaksimalkan penggunaan sepatu anak mereka.
Dengan meningkatnya permintaan, beberapa pengrajin bahkan mempertimbangkan untuk menambah tenaga kerja sementara untuk membantu menangani volume pekerjaan yang meningkat. “Kami berharap tren ini bisa terus berlanjut, karena selain membantu masyarakat menghemat biaya, juga membantu bisnis kecil seperti kami untuk bertahan,” kata Wayan, pengrajin sepatu lainnya.
Peningkatan permintaan jasa perbaikan sepatu ini juga menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya memperbaiki dan merawat barang yang dimiliki daripada langsung membuangnya. Ini tidak hanya baik untuk ekonomi keluarga, tetapi juga untuk lingkungan karena mengurangi limbah. (ZAQ/MAF)